Lewat Pagelaran Event Dengan Melibatkan Pelaku UMKM, Cara Bupati Achmad Fauzi Entaskan Kemiskinan di Sumenep

Lewat Pagelaran Event Dengan Melibatkan Pelaku UMKM, Cara Bupati Achmad Fauzi Entaskan Kemiskinan di Sumenep

Smallest Font
Largest Font

SUMENEP - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkomitmen untuk berantas kemiskinan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pemkab terus bekerja keras dalam hal itu. Jangan khawatir, karena itu prioritas kami sebagai pelayan masyarakat,” ujar Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, Selasa (28/5/2024).

Dengan demikian, ia mengapresiasi langkah Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (Bemsu) yang sebelumnya menggelar aksi di depan kantor Bupati Sumenep, terkait isu pengentasan kemiskinan di Kota Keris, Senin (27/5/2024).

Lanjut ia menjelaskan, bahwa pihaknya telah menekankan isu pengentasan kemiskinan dalam setiap rumusan bersama DPRD Sumenep.

Dengan begitu, ia terus melibatkan para pelaku usaha dalam event-event yang diselenggarakan Pemkab Sumenep, sebagai salah satu langkah meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Itulah kebijakan kami dalam menyelesaikan kemiskinan. Setiap upaya ada proses yang harus dilalui,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Sumenep berada diangka 206.100 jiwa atau sekitar 18,70 persen dari total populasi. Dari angka tersebut, Kabupaten Sumenep berada di posisi ketiga kemiskinan di Jawa Timur.

Kendati demikian, berdasarkan data BPS, Kemiskinan di Sumenep mengalami penurunan dari 20,55 persen turun ke angka 18,76 persen dan terus menurun hingga kini berada di angka 18,7 persen.

Hal itu juga dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi Sumenep yang signifikan, dari angka 5,35 persen di tahun 2022 menjadi 5,35 persen di tahun 2023.

Keadaan serupa juga terjadi dari sisi produksi yang terus mengalami kenaikan, pada semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yakni 11,47 persen.

Begitu pula dari sisi pengeluaran, yang mengalami pertumbuhan hampir di seluruh komponen, dengan angka terbesar 10,19 persen, yang terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit (LNPRT).

Editors Team
Daisy Floren